Skandal di Bohemia (11)

“Itu sangat penting. Ketika seorang wanita berpikir bahwa rumahnya kebakaran, naluri pertamanya adalah segera menyelamatkan benda yang menurutnya paling berharga. Itu adalah naluri yang sangat kuat dan aku sudah lebih dari satu kali memanfaatkannya.

Dalam kasus Skandal Pengganti Darlington, naluri itu sangat berguna bagiku. Juga dalam kasus Kastil Arnsworth. Seorang wanita yang telah menikah menyambar bayinya – yang belum menikah menyambar kotak perhiasannya. Sekarang jelas bagiku bahwa bagi Irene Adler tidak ada yang lebih berharga daripada benda yang sedang kita cari.

Skandal di Bohemia (10)

Saat ia berbicara, secercah cahaya dari lampu samping sebuah kereta muncul di tikungan jalan. Itu adalah sebuah kereta landau kecil yang segera dikerubuti orang sesampai di depan pintu Briony Lodge.

Saat kereta itu berhenti, salah satu dari kerumunan laki-laki yang duduk-duduk di sudut jalan melesat dan membukakan pintu dengan harapan memperoleh pemberian uang, tapi orang itu segera disikut oleh orang lain yang memiliki niat yang sama.

Sebuah pertengkaran sengit pun pecah, yang diramaikan oleh dua orang penjaga, yang membela salah satu dari mereka, dan si pengasah gunting yang menyoraki kedua pihak.

Skandal di Bohemia (9)

Ia menghilang ke dalam kamar tidurnya, dan kembali dalam beberapa menit kemudian sebagai seorang pendeta yang ramah, berpikiran sederhana dan mematuhi pada aturan-aturan sosial.

Topi lebarnya berwarna hitam, celana baggy-nya, dasi putihnya, senyumnya yang simpatik, dan tatapan yang penuh rasa ingin tahu dan tampak saleh, adalah penampilan yang tak bisa disamai bahkan oleh Tuan John Hare. Holmes bukan semata-mata mengubah kostumnya.

Roman wajahnya, tindak-tanduknya, dan jiwanya tampak selalu berubah sesuai dengan peran yang dimainkannya. Panggung benar-benar kehilangan seorang aktor, dan ilmu kehilangan seorang pemikir yang tekun, saat Holmes menjadi seorang spesialis kejahatan.

Skandal di Bohemia (8)

“Godfrey Norton ini jelas sekali merupakan sebuah faktor penting dalam masalah ini. Dia adalah seorang pengacara. Itu terdengar membahayakan. Apa hubungan di antara mereka berdua, dan apa tujuan dari kunjungannya yang berulang-ulang itu? Apakah Nona Adler adalah kliennya, temannya, atau kekasih gelapnya? Jika kliennya, mungkin Nona Adler telah memberikan foto itu agar disimpan oleh si pengacara. Kecil kemungkinannya jika Nona Adler adalah teman atau kekasih gelapnya. Jawaban tentang masalah ini akan menentukan apakah aku harus melanjutkan pekerjaanku di Briony Lodge, atau memindahkan perhatianku pada rumah pria itu di Temple. Itu adalah titik yang sulit, dan memperluas bidang penyelidikanku. Aku takut membuatmu bosan dengan detail-detail ini, tapi aku harus membuatmu mengetahui kesulitan-kesulitan kecilku, jika kau ingin memahami situasinya.”

“Aku menyimak uraianmu,” jawabku.

“Aku masih memikirkan masalah itu ketika sebuah taksi kereta hansom berhenti di Briony Lodge, dan seorang pria terhormat melompat turun. Dia adalah seorang pria tampan berkulit gelap, berhidung bengkok, dan berkumis – jelas dia adalah pria yang telah diceritakan kepadaku. Dia tampak sedang terburu-buru, berseru kepada kusir kereta agar menunggu, dan berlari melintasi pelayan wanita yang membukakan pintu seolah-olah dia sedang berada di rumah sendiri.

Skandal di Bohemia (7)

Tepat pada jam tiga aku sudah berada di Baker Street, tapi Holmes belum kembali. Induk semang memberitahuku bahwa Holmes pergi keluar tak lama setelah jam delapan pagi.

Aku duduk di samping perapian dengan niat untuk menunggunya kembali. Selama apa pun aku tetap akan menunggu. Aku telah menjadi sangat tertarik dengan penyelidikannya karena, walaupun kasus ini tidak mengandung kekaburan dan keanehan sebagaimana pada dua kasus lain yang pernah kucatat, namun sifat kasus ini dan kedudukan kliennya memberikan karakter tersendiri bagi kasus ini.

Skandal di Bohemia (5)

Seorang pria masuk. Tingginya kurang dari enam kaki enam inci dengan dada dan lengan seorang Hercules. Pakaiannya terlihat mewah dengan pernak-pernik yang, di Inggris, akan dianggap dekat dengan selera yang rendah.

Pita astrakham yang berat terikat pada lengan dan rompinya sementara jubah biru gelap yang disangkutkan pada bahunya dipadukan dengan sutera berwarna merah dan dililitkan pada leher dengan sebuah bros yang tersusun dari sebuah berilium merah. Sepatu bot yang tinggi sampai betisnya, dan bagian atasnya dihiasi dengan bulu coeklat yang lebat, melengkapi kesan kemewahan barbar yang dikesankan oleh seluruh penampilannya.

Skandal di Bohemia (4)

Ia melemparkan selembar kertas catatan tebal bertinta merah jambu yang tergeletak di meja. “Itu datang dengan pos terakhir,” katanya. “Bacalah keras-keras.”

Catatan itu tidak bertanggal dan tanpa tanda tangan maupun alamat.

Catatan itu terbaca: “Malam ini, jam delapan kurang seperempat, seorang pria terhormat akan datang kepadamu, ingin berkonsultasi denganmu tentang sebuah masalah yang sangat penting pada saat ini. Jasa-jasamu pada salah satu keluarga kerajaan di Eropa telah memperlihatkan bahwa kau adalah orang mungkin dapat dipercayai dengan aman dalam hal-hal yang kepentingannya tak bisa dianggap berlebihan. Pembahasan tentangmu kami terima dari semua penjuru. Tetaplah di kamarmu pada jam itu, dan ingatlah bahwa tamumu akan mengenakan cadar.”

Skandal di Bohemia (3)

Maka pada suatu malam – pada tanggal 20 Maret 1888 – aku kembali dari rumah seorang pasien (karena aku sekarang telah kembali membuka praktik). Langkahku melintasi Baker Street.

Saat aku melintasi pintu yang sangat kuingat itu, yang dalam pikiranku selalu kukaitkan dengan proses pinanganku, dan dengan adanya insiden-insiden gelap dalam Study in Scarlet, aku merasakan keinginan yang kuat untuk mengunjungi Holmes lagi, dan untuk mengetahui bagaimana ia menggunakan kekuatannya yang luar biasa itu.

Skandal di Bohemia (2)

Belakangan ini aku jarang mengunjungi Holmes. Pernikahanku membuat kami saling menjauh. Kebahagiaanku yang lengkap, dan minat-minat kepada rumah yang muncul dalam diri seorang pria yang baru pertama kali menyadari bahwa dirinya adalah seorang kepala dalam rumah tangganya sendiri, cukup menyerap semua perhatianku.

Sementara itu, Holmes yang berjiwa Bohemian masih enggan menerima setiap bentuk kemasyarakatan, dan tetap tinggal di kamar sewaan kami di Baker Street. Ia terkubur di antara buku-buku tuanya, dan dari minggu ke minggu berpindah-pindah antara kokain dan ambisi, rasa kantuk karena obat-obatan, dan energi dahsyat dari sifatnya yang tekun.

Skandal di Bohemia (1)

Bagi Sherlock Holmes, wanita itu selalu merupakan wanita itu. Aku jarang mendengar Holmes menyebutkan namanya dengan nama selain nama itu. Dalam pandangan Holmes, wanita itu terkemuka dan berdiri lebih tinggi di kalangan kaum wanita.

Bukan berarti Holmes merasakan suatu perasaan yang mirip cinta terhadap Irene Adler. Semua emosi, dan terutama emosi yang itu, adalah menjijikkan bagi pikirannya yang dingin, presisi, namun sangat berimbang. Aku menganggap ia sebagai mesin penalaran dan pengamatan terbaik yang pernah ada di dunia ini.


Namun, sebagai seorang kekasih, ia meletakkan dirinya pada sebuah posisi yang salah.