Adik Sherlock Holmes: Mycroft Holmes

Kredit gambar: Baker Street Wikia
Mycroft Holmes adalah adik laki-laki Sherlock Holmes. Ia memiliki daya observasi yang sama hebatnya dengan Sherlock. Tapi, ia tak punya energi sebesar energi sang kakak dalam memanfaatkan hasil-hasil pengamatannya. Maksudnya, Mycroft tidak mau memanfaatkan kemampuan penalarannya untuk memecahkan suatu kasus kejahatan seperti yang dilakukan Sherlock.

“…dia tidak punya ambisi dan energi. Dia bahkan tak mau keluar dan menguji solusi-solusinya sendiri, dan lebih suka dianggap salah daripada repot-repot membuktikan bahwa dia benar. Aku sering mengajukan sebuah problem kepadanya dan menerima sebuah penjelasan yang kemudian terbukti tepat. Namun, dia tetap tidak mampu mengerjakan poin-poin praktis yang harus dilakukan sebelum sebuah kasus dapat diajukan di depan seorang hakim atau juri…”

-- Sherlock Holmes kepada Watson dalam “The Adventure of the Greek Interpreter” (Penerjemah Bahasa Yunani)

Kekasih Sherlock Holmes: Irene Adler?

Kekasih Sherlock Holmes: Irene Adler? Pertanyaan ini gampang-gampang susah untuk dijawab. Yang jelas, jika Anda menyaksikan film A Game of Shadows, Anda akan melihat bahwa ada hubungan spesial antara mereka berdua. Tapi, bagaimana menurut sumber utama kita – cerita-cerita Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle?

Kredit gambar: Wikia
Mari kita telusuri sosok Nona Adler agar dapat melihat hubungannya dengan Sherlock Holmes lebih jelas. Tokoh Irene Adler muncul dalam cerita Sherlock Holmes yang berjudul “A Scandal in Bohemia” (Sebuah Skandal di Bohemia). Cerita itu diterbitkan pertama kali pada 1891.

Walaupun hanya tampil dalam satu cerita saja, sosok Irene Adler mudah diingat oleh pembaca setia Sherlock Holmes. Pasalnya, di dalam cerita itu Nona Idler dilukiskan mampu “mengalahkan” kecerdikan sang detektif. Ia berhasil menyelamatkan foto yang sedang dicari-cari oleh Holmes.

In Memoriam Sir Arthur Conan Doyle

Sir Arthur Conan Doyle, pencipta seri cerita detektif Sherlock Holmes, meninggal pada 7 Juli 1930. Sehari setelah ia meninggal, surat kabar terkemuka Guardian menerbitkan sebuah tulisan tentang dirinya. Barangkali telah sangat banyak yang menulis tentang kehidupan pribadinya. Tapi tulisan ini menyoroti tentang peran Sir Arthur Doyle dalam memopulerkan genre cerita detektif.

Sosok Arthur Conan Doyle sempat tercoreng karena ia pernah aktif sebagai politisi. Pada masanya, politisi hampir selalu mendapatkan kritik dari berbagai lapisan dalam masyarakat. Politisi konservatif dikritik golongan kelas menengah dan kaum buruh, sedangkan politisi yang kekiri-kirian diserang oleh golongan liberal dan kelas atas.

Tapi, sosoknya yang cenderung tak menyenangkan sebagai politisi tidak sebanding dengan popularitasnya sebagai pencipta Sherlock Holmes. Ia memberikan tawaran baru yang disambut oleh publik Inggris. Orang Inggris memiliki naluri untuk menyukai eksekusi penjahat, tapi tidak menyukai proses yang berlangsung sebelum eksekusi itu.